Internasional – Duta Besar RI untuk Rusia, Wahid Supriyadi optimistis dengan masa depan hubungan Indonesia-Rusia pasca pelantikan Presiden Vladimir Putin untuk masa jabatan keempat kalinya. Optimisme Dubes Wahid itu disampaikan di tengah rencana kunjungan Presiden Putin ke Jakarta tahun ini.
“Tanggalnya belum ditentukan tapi sudah ditetapkan,”. Dia mengaku baru saja pulang dari acara pelantikan Putin di Istana Kremlin. Dilansir dari CNNIndonesia.com, Selasa (08/05/2018).
Acara yang dimulai sekitar pukul 12 waktu Moskow tersebut selesai kira-kira 13.25 dan penuh dihadiri tamu undangan. Meski begitu, menurut mantan Duta Besar RI untuk Uni Emirat Arab tersebut pengamanan tidak terlalu ketat. Tidak tampak tentara, hanya sejumlah jalan diblokir. Namun turis-turis yang biasa menikmati Istana Kremlin tetap leluasa berjalan-jalan.
Dalam hubungan bilateral perdagangan, menurut Dubes Wahid, Indonesia menikmati surplus dengan Rusia. “Surplus kita nilainya US$1,6 miliar,” kata mantan Staf Ahli Ekonomi dan Sosial Budaya Kementerian Luar Negeri RI tersebut.
Produk-produk yang menjadi andalan ekspor Indonesia antara lain mesin-mesin yang tidak diproduksi di Rusia, seperti mesin peralatan kosmetik serta minyak sawit. Adapun teh dan kopi menjadi komoditas primadona baru bagi ekspor Indonesia ke Rusia. “Teh, kopi meningkat 113 persen,” kata Dubes Wahid.
Demikian pula jumlah turis Rusia ke Indonesia yang meningkat 37 persen menjadi 113 ribu orang di angka terbaru. Jumlah tersebut, menurut mantan Konjen RI di Melbourne Australia ini, jauh di bawah Thailand dan Vietnam.
Minimnya jumlah turis Rusia ke Indonesia dibandingkan negara tetangga di kawasan itu, semata akibat tidak adanya penerbangan langsung ke Indonesia.”Banyak penerbangan langsung dari dan ke Thailand atau Vietnam, sedangkan dari Indonesia, harus ke Timur Tengah dulu. Jarak tempuhnya 18 jam, padahal kalau penerbangan langsung jauh lebih cepat hanya 12 jam,” kata Dubes Wahid sambil menambahkan permintaan penumpang untuk penerbangan langsung ke Indonesia sangat tinggi.
Dia mengungkapkan bahwa maskapai penerbangan nasional, Garuda Indonesia sempat menjajaki kemungkinan penerbangan langsung ke Rusia. Namun setelah pimpinan Garuda Indonesia berganti rencana itu tidak dilanjutkan. “Jadi ya sekarang diambil maskapai penerbangan lokal, carteran,” kata Dubes Wahid.
Padahal, penerbangan langsung juga membuka kesempatan lain bagi komoditas Indonesia. Yakni buah-buahan tropis, yang pasarnya cukup menjanjikan di Rusia.
Peningkatan perdagangan dan minat warga Rusia terhadap Indonesia, menurut Dubes Wahid, didorong dengan gencarnya promosi yang dikemas dalam Festival Indonesia di Moskow. Festival tersebut telah digelar dua tahun berturut-turut. Untuk tahun ini, rencananya bakal digelar pada 3-5 Agustus mendatang, dengan lahan yang lebih luas.
“Dulu sekitar enam hektar dengan 70 booth. Sekarang 16,5 hektar. Ada 100 booth, panggung besar, kuliner, aneka workshop, batik,” papar Dubes Wahid.
Festival itu terintegrasi antara promosi perdagangan dan budaya dengan menampung para pengusaha kecil dan menengah.(cn)